Rabu, 11 Mei 2022

Modul PPG Fiqih

 Sumber belajar untuk Pretest dan PPG dalam jabatan


Soal Pretest PPG PAI Sesuai Kisi-Kisi

PENDEKATAN DAN METODE PENAFSIRAN AL QUR’AN


Ditinjau dari sumbernya, penafsirannya dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu: Tafsir bi al-Ma’tsur dan Tafsir bi al-Ra’yi. Pada pendekatan tafsir bi al-ma’sur terdapat beberapa cara untuk menafsirkan ayat al-Qur’an, yaitu; a. Penafsiran ayat dengan ayat al- Quran yang lain, b. Penafsirat ayat al Qur’an dengan hadits Nabi Saw, c.Penafsirat ayat al Qur’an dengan keterangan sahabat-sahabat Nabi saw.

Tafsir bi al-Ra’yi memiliki kelebihan, yaitu mempunyai ruang lingkup yang luas, dapat mengapresiasi berbagai ide dan melihat dan memahami Quran secara mendalam dengan melihat dari berbagai aspek. Kelemahannya adalah memungkinkan menjadikan petunjuk ayat yang bersifat parsial, sehingga memberikan kesan Quran tidak utuh dan tidak konsisten. Di samping itu, kemungkinan menimbulkan kesan subyektif serta tidak tertutup kemungkinan masuknya cerita-cerita isra’iliyat karena kelemahan dalam membatasi pemikiran yang berkembang.

Dalam melakukan penafsiran al Qur’an di dalam kitab-kitab tafsir, terdapat metode yang digunakan, yaitu; 

1. Metode Tahlili, yaitu suatu metode dalam menjelaskan ayat al Qur’an dengan cara menguraikan ayat demi ayat, surat demi surat, sesuai tata urutan dengan penjelasan yang terperinci sesuai dengan kecenderungan masing-masing mufassir, 

2. Metode Ijmali (Global), yaitu metode yang dalam menjelaskan ayat Al- Qur’an dilakukan dengan cara mengemukakan makna yang bersifat global dengan bahasa yang ringkas supaya mudah dipahami, 

3. Metode Muqaran, yaitu metode menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan membandingkan dengan ayat lain yang memiliki kedekatan atau kemiripan tema, membandingkannya dengan penjelasan teks hadis Nabi Saw, perkataan sahabat maupun tabi’in dan juga Di samping itu juga mengkaji pendapat para ulama tafsir kemudian membandingkannya atau antara satu kitab tafsir dengan kitab tafsir lainnya, bisa juga perbandingan teks lintas kitab samawi, 

4. Metode Maudhu’i (Tematik) adalah metode menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengambil suatu tema tertentu, ini dilakukan agar mampu menjawab kebutuhan zaman , lebih praktis dan sistematis serta dapat menghemat waktu, dinamis. Namun kekurangannya dapat membatasi pemahaman terhadap ayat.

Contoh Soal :

1. Ditinjau dari sumber penafsirannya maka terdapat istilah :

a. Tafsir bi al-Ma’tsur,Tafsir bi al-Ra’yi dan tafsir isyari

b. Tafsir ayat dijelaskan dengan ayat al Qur’an yang lain

c. Tafsir Tahlili dan tafsir Ijmali

d. Tafsir maudhu’I dan tafsir muqaran

e. Tafsir bi al-Ma’tsur dan Tafsir bi al-Ra’yi.


2. Ketika seorang mufassir menjelaskan makna kata dengan mengambil pendapat sahabat Ibnu Abbas tentang yukminuuna dimaknai yushoddiquuna (membenarkan), maka pendekatan yang dilakukan adalah :

a. Ijmali

b. bi al-Ma’tsur

c. Tahlili

d. bi al-Ra’yi.

e. Al isyari


3. Kitab tafsir terkemuka Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin ar-Razi merupakan salah satu contoh kitab tafsir :

a. Tafsir bi al Ra’yi

b. Tafsir Ijmali

c. Tafsir bi al-Ma’tsur

d. Tafsir Maudhu’i

e. Al Isyari

4. Suatu metode yang memiliki kelemahan yaitu seringkali melakukan pemenggalan ayat dikarenakan memilki permasalahan yang berbeda sehingga menyebabkan pemahaman ayat berkurang, kelemahan ini dimiliki oleh :

a. Tafsir Tahlili

b. Tafsir Ijmali

c. Tafsir bi al-Ma’tsur

d. Tafsir Maudhu’i

e. Al Isyari

5. Suatu metode menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengkaji pendapat para ulama tafsir kemudian membandingkannya atau antara satu kitab tafsir dengan kitab tafsir lainnya, termasuk metode :

a. bi al-Ma’tsur dan Tafsir bi al-Ra’yi.

b. Tafsir Muqaran

c. Tafsir Tahlili

d. Tafsir Maudhu’i

e. Tafsir Ijmali


KUNCI JAWABAN

1. A

2. B

3. A

4. D

5. B